Aplikasi Chatting Me-Chat Gandeng Vendor Lokal

Anda sedang membaca berita terbaru dengan judul Aplikasi Chatting Me-Chat Gandeng Vendor Lokal di blog Sindikasi Online. Semoga bermanfaat bagi Anda.

JAKARTA - Aplikasi chating memang sudah banyak beredar di pasaran, namun belum ada aplikasi yang bisa memberikan fitur yang terintegrasi dengan SMS, gambar, voice-mail, dan akses ke Twitter dan Facebook. Atas hal itulah Pt. Max Interactives Technologies (Maxitech) meluncurkan Me-Chat.

Me-chat adalah aplikasi chatting pertama yang terintegrasi secara mendalam dengan sistem operasional ponsel. Aplikasi ini tidak hanya dapat bisa untuk chatting, namun juga bisa untuk mengirim pesan teks, gambar dan suara, juga terintegrasi dengan media sosial macam Twitter dan Facebook.

"Yang membedakan aplikasi kami dengan aplikasi chatting lainnya adalah, Me-Chat terintegrasi dengan Twitter, Facebook, serta bisa push-email dan translator," ujar Antonius A Susanto, General Manager Me-Chat di Jakarta, Kamis (9/6/2011).

"Akses ke aplikasi ini pun cepat, karena server-nya berada di Indonesia," tambahnya.

Me-Chat sampai saat ini sudah menggaet 19 vendor ponsel lokal untuk memperluas pasarnya. "Alasan kami banyak menggaet vendor lokal, karena di Indonesia sendiri pasar dari konsumen kelas menegah ke bawah masih sangat besar," ungkap Antonius.

Beberapa vendor yang sudah digaet antara lain adalah 3, Telkomsel, XL, G star, HT Mobile, i Lexus, Blueberry, Asia Phone, Mito, K Touch, IT mobile, Alcatel One Touch, dan lain-lain. Nantinya aplikasi Me-Touch akan langsung terpasang pada ponsel-ponsel tersebut.

"Untuk saat ini kami masih fokus ke vendor lokal, namun untuk ke depannya kemungkinan selalu terbuka untuk vendor luar," kata Antonius.

Saat ini vendor asing yang sudah bekerjasama dengan layanan Me-Chat adalah Lenovo dan Alcatel One Touch.

Antonius untuk kerjasama Me-Touch mengatakan bahwa ia tidak pilah-pilih vendor. "Vendor ponsel besar maupun kecil kami terbuka," katanya.

Untuk layanan Me-Chat sendiri, Antonius menjelaskan bahwa research and development dilakukan di China, sementara implementasinya dilakukan di Indonesia.

"Sistem pembayaran layanan ini adalah Rp.1000 per hari dan Rp.6 ribu per pekan. "Untuk ke depannya kami akan mengadakan sistem pembayaran untuk per bulan" tambah Antonius.

Antonius mengkalim bahwa sampai saat ini Me-Chat yang sudah diluncurkan sejak dua bulan yang lalu, kini sudah memiliki sekira 30 ribu pengguna. "Untuk tahun 2011, kami menargetkan bisa memiliki 500 ribu sampai 1 juta user," ungkap Antonius.

Ketika ditanya mengenai persaingan dengan layanan chatting lainnya, Antonius menjawab bahwa Me-Chat merasa optimis. "Karena layanan chatting kami terintegrasi dengan media sosial dan lainnya, itulah yang membuat kami berbeda," jawabnya.

"Selain itu, karena kami adalah layanan lokal, hal itulah yang menjadi nilai lebih," timpal Antonius.

Beberapa strategi Me-Chat yang dipaparkan oleh Antonius untuk memperluas pasarnya yang masih baru ini adalah, menambah sebanyak mungkin vendor rekanan dan mempermudah layanan bagi pengguna.

ME yang merupakan kependekan dari 'Mobile Experience' ini juga memiliki fitur translator dalam lima bahasa, yakni Inggris, Spanyol, Mandarin, Indonesia dan Malaysia.
(tyo)

View the Original article

{ 0 comments... silakan baca komentar di bawah ini atau tulis komentar Anda. }

Post a Comment