Internet Bikin Omzet Koperasinya Capai Rp20 Juta/Hari

Anda sedang membaca berita terbaru dengan judul Internet Bikin Omzet Koperasinya Capai Rp20 Juta/Hari di blog Sindikasi Online. Semoga bermanfaat bagi Anda.

Kerajinan UMKM. Foto: Idris Rusadi P/okezone
Kerajinan UMKM. Foto: Idris Rusadi P/okezone

JAKARTA - Teknologi jaman sekarang nampaknya menjadi salah satu alternatif dalam mendapatkan keuntungan lebih untuk menjual sebuah produk. Melalui internet, seseorang atau perusahaan bisa menjual barangnya keluar negeri tanpa harus bertatap muka langsung dengan sang konsumen.

Adalah sebuah koperasi yang bernama Bagaskar Bronze yang berpusat di Mojokerto, memanfaatkan intenet sebagai ajang jual beli hasil produksi koperasinya. Hasil produk koperasi ini berupa barang barang tiruan seperti macan, kijang, kura-kura dan bahkan patung siwa yang bahan dasarnya terbuat dari perunggu.

“Untuk hasil barang rakitan perunggu ini sebenarnya bisa dipesan menurut kemauan konsumen, kita akan buatkan,” ungkap Kepala Koperasi Bagaskar Bronze Darma kepada okezone, belum lama ini.

Usaha yang sudah digarapnya selama lebih dari 10 tahun ini, diakuinya semenjak penjualannya menggunakan internet, pesanan berdatangan dari luar negeri yang kebanyakan datang dari negara kincir angin atau Belanda.

“Dulu memang tradisional, sekarang ini untuk penjualan dan pemasaran kita sudah gunakan internet.Penjualan kita sekarang juga keluar negeri, kadang ke Belanda sering kita kirim,” tambahnya.

Untuk persaingan usaha sendiri dia mengaku tidak mengalami kesulitan, karena usaha yang digarap ini sangat jarang ada Indonesia. Oleh karena itu harganya pun bisa terbilang mahal. Bukan hanya karena itu, bahan untuk pembuat kerajinan ini tergolong mahal dan cukup sulit untuk didapatkan.

“Harganya ada yang Rp15 juta, untuk patung Siwa Rp20 juta per patung, karena perunggu sulit didapatkan. Patung ini padat akan perunggu, dan yang murah ada patung kura-kura Rp250 ribu, ini dari kuningan,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan untuk pekerja pembuat patung kerajinan ini sendiri, dia mengaku memperkerjakan pegawai dengan system freelance atau pegawai orang Mojokerto sendiri akan dibayar setiap ada orderen saja.

Dia mengatakan, untuk membuat satu patung, terkadang membutuhkan 10 orang dalam pembuatannya. Sementara untuk omzet, dia mengaku bisa mencapai Rp20 juta per hari kalau lagi musim bagus. “Omzet musim musiman ya, Kalau lagi bagus Rp10 juta lebih, Rp20 juta lebih lah, tapi ada masanya juga enggak kejual,” tambahnya.

Walaupun demikian, usaha ini juga pernah mengalami down yaitu ketika peristiwa bom Bali dulu. Dia mengaku barang yang banyak dibeli para ekspatriat ini turun drastis ketika peristiwa tersebut. Bukan hanya itu, tidak stabilnya harga perunggu dan kuningan sempat membuat koperasi ini menurunkan tingkat produksinya.

“Paling sial bom Bali dulu, kita kan jual ke Bali juga, turis enggak ada, agak susah sih. Bahan-bahannya naik, kita down juga, tiga tahun yang lalu harga naik, kita kurangi produksi juga,” imbuhnya.

Namun demikian untuk sekarang ini dia mengaku tidak mempunyai kendala dalam pemasaran maupun penjualan produk ini, apalagi sekarang sudah menggunakan teknologi seperti internet yang dengan mudahnya menjual produk ini ke luar negeri. “Sekarang normal lagi,” pungkasnya.
(ade)

View the Original article

{ 0 comments... silakan baca komentar di bawah ini atau tulis komentar Anda. }

Post a Comment